Kamis, 30 Mei 2013 | By: rama smansa

Kematian

Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan menjemput-nya.


Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehi-dupan yang memperdaya-kan”. (QS. Ali-Imran: 185)

Kematian Adalah Suatu Kepastian
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Kuasa melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki, sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Apapun yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki pasti terjadi tanpa ada yang bisa menghalangi.

Termasuk perkara yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki adalah kematian seorang hamba, berpisahnya ruh dari jasad tatkala telah tiba ajalnya untuk berpindah dari dunia yang fana ke alam barzakh, dengan kenikmatan atau azab yang akan dia rasakan.

Umur masing-masing hamba telah Allah tentukan di dalam sebuah kitab yang ada di sisi-Nya, tidak akan berkurang ataupun bertambah dari yang telah ditetapkan, beserta sebab-sebab yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan.


“Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka kematian itu akan menemuimu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (Al-Jumu’ah: 8)

Beragam cara dan usaha yang diupayakan oleh keluarga serta sanak kerabatnya tidaklah akan mampu menghalangi ajalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Di mana saja kamu berada, kematian akan menemuimu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa’: 78)


Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka
kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang
kita mainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, maka usailah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat
selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya.
Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang
menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya
akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang
sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.
Teramat naif jika ada manusia yang bangga dan yakin bahwa dia akan
menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Begitu juga jika ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua
berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Fikih Islam menggariskan bahwa tak ada satu benda pun yang boleh
ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin.
Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur
bersama bungkusan kain kafan. Hanya kain kafan itu.
Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa.
Cuma tubuh kecil yang telanjang.
Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan
pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika
peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan
seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa dan
bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan
pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

Begitu cintanya Rosululloh pada umatnya. Rosululloh tidak ingin umatnya nanti merasakan azab yang begitu pedih. Rosululloh telah memberikan kisi-kisi pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan di akhirat

Pertanyaan yang pertama yaitu umurnya yang dihabiskan untuk apa. Kita di dunia ini di beri waktu 24 jam dalam sehari, bagi sebagian orang waktu tersebut sangatlah pendek namun tak sedikit juga yang sebaliknya. Seperti apa itu pandangan orang namun sebaiknya kita manfaatkan saja dengan sunguh-sunguh waktu yang telah diberikan Alloh kepada kita, toh kita juga gak bisa memperpanjang ataupun memperpendek waktu. Mari dimulai dari sekarang :D

Pertanyaan yang kedua yaitu ilmunya untuk apa ia amalkan. Ilmu sebagai dasar kita untuk beribadah di dunia ini, ibadah tanpa ilmu akan berkurang bahkan hilang pahalanya. Ilmu juga kita gunakan untuk keperluan keseharian kita. Bagaimana cara kita bermuamalah dengan sesama. Menyikapi nikmat-nikmat Alloh yang telah diberikan. Pergunakan ilmu dengan benar dan carilah ilmu dengan sungguh-sungguh. Di jaman sekarang ini, orang banyak tahu tentang kewajiban sholat, namun malas-malasan untuk menunaikannya bahkan meninggalkannya. Orang tahu tentang ilmu zakat, namun enggan untuk menunaikannya dan memperdalaminya. Orang tahu tentang ilmu dilarangnya mencuri, namun tetep saja tidak meninggalkannya. Orang tahu ilmu haramnya berzina, namun enggan meninggalkannya. Orang yang diberi kecerdasan dan otak yang pintar, namun digunakan untuk bermaksiat. naudzubillah
Monggo kita manfaatkan/amalkan ilmu yang sudah kida dapatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan mari kita tingkatkan tolabul 'ilmi kita. Yang punya ilmu monggo di share, insyaAlloh akan bermanfaat bagi lainnya dan dirinya sendiri.

Pertanyaan yang ketiga yaitu dari mana dan untuk apa harta kita. Di akhirat nanti kita akan ditanya dari mana harta kita diperoleh, dari jalan yang halal ataukah dari jalan yang haram. Selain itu harta yang kita peroleh juga akan ditanya untuk apa harta itu kita belanjakan. Dibelanjakan di jalan Alloh, untuk kemaslahatan umat dan kejayaan agamnya, atau digunakan untuk bermaksiat, menentang perintah Alloh. Mari isi umur kita dengan beramal/ bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas sehingga tujuan untuk mendapatkan ridho-Nya bisa tercapai.

Pertanyaan yang terakhir adalah badan ini kita gunakan untuk apa. Manusia adalah makhluk Alloh yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk Alloh yang lain. Manusia di beri akal, untuk apakah akal itu digunakan, untuk kemaslahatan umat atau hanya untuk mengakali ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Alloh. Kita diberi kekuatan apakah untuk berjuang di jalan Alloh atau untuk kepentingan pribadi yang merugikan sekeliling kita dan jauh dari tuntutan Alloh dan Rosul-Nya. Yang sudah diberi nikmat pendengaran, mari kita dengarkan yang baik-baik. Yang sudah diberi nikmat tangan, mari gunakan tangan untuk menjalankan perintah Alloh. Yang sudah diberi nikmat kaki, mari gunakan kaki untuk melangkah ke jalan yang diridhoi Alloh. Mari dan mari manfaatkan dan gunakan semua nikmat yang telah Alloh berikan.




Tanda-tanda husnul khotimah
Tanda-tanda husnul khotimah cukup banyak. Di sini kami menyebutkan sebagian di antaranya saja :
  • Mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallaah saat meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang akhir ucapan dari hidupnya adalah laa ilaaha illallaah, pasti masuk surga” (HR. Abu Dawud dll, dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil)
  • Meninggal pada malam Jum’at atau pada hari Jum’at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang meninggal pada hari atau malam Jum’at pasti akan Allah lindungi dari siksa kubur” (HR.Ahmad)
  • Meninggal dengan dahi berkeringat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang mukmin itu meninggal dengan berkeringat di dahinya” (HR. Ahmad, Tirmidzi dll. dishahihkan Al Albani)
  • Meninggal karena wabah penyakit menular dengan penuh kesabaran dan mengharapkan pahala dari Allah, seperti penyakit kolera, TBC dan lain sebagainya
  • Wanita yang meninggal saat nifas karena melahirkan anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya berarti mati syahid. Sang anak akan menarik-nariknya dengan riang gembira menuju surga” (HR. Ahmad)
  • Mendapatkan pujian yang baik dari masyarakat sekitar setelah meninggalnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati jenazah. Beliau mendengar orang-orang memujinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Pasti (masuk) surga” Beliau kemudian bersabda, “kalian adalah para saksi Allah di muka bumi ini” (HR. At Tirmidzi)
Semua makluk Alloh yang beriman pasti akan meyakini bahwa suatu saat nanti kematian akan menghampirinya, tak ada yang tahu kapan waktu itu akan datang kecuali Allah. Semua itu akan menuju dan berujung pada alam yang sering kita sebut akhirat. Dunia ini adalah tempat untuk mempersiapkan bekal perjalanan kita yang masih panjang untuk menuju alam kekal yang telah dijanjikan Alloh ta’ala.

Kematian adalah sebuah ketetapan. Jika telah datang waktunya, tak satu pun makhluk yang mampu menangguhkannya. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya?

Saudaraku, marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja. Kematian yang sungguh mengandung kepedihan bagi setiap manusia yang mengalaminya. Hingga kekasih Allah ta’aala saja, yakni Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdoa agar Allah ta’aala ringankan bagi dirinya sakaratul maut. Tidak ada seorangpun yang tidak bakal merasakan kepedihan sakratul maut.

Sabtu, 06 April 2013 | By: rama smansa

5 KIAT AGAR DAPAT MENGETAHUI DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Ilmu itu ada 2 macam, yaitu:


Ilmu yg bermanfaat dan ilmu yg tidak bermanfaat.
Ilmu yg bermanfaat ialah apa saja yg sejalan n sesuai dengan al-Haq (kebenaran). Dan al-Haq adalah apa saja yg ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’I dari Al-Quran, Hadits Shohih, dan ijma’ (konsensus) ulama salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in n pengikut tabi’in.
Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala di dalam surat Al-A’raaf ayat 3, dan surat Al-Hasyr ayat 7.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa kiat agar seorang hamba dapat mengetahui n mengikuti kebenaran:
Jumat, 22 Februari 2013 | By: rama smansa

Menjawab Adzan


Seringkali kita berlaku biasa-biasa saja pada saat adzan sedang berkumandang. Apabila kita sedang menonton TV, kita terus saja sibuk menonton TV. Kalau kita sedang ngobrol, kita teruskan saja obrolan kita. Kalau kita sedang sibuk rapat di kantor, kita teruskan saja rapat tersebut. Jika kita sedang pelatihan, kita teruskan saja acara pelatihan tersebut. Sehingga adzan berkumandang laksana ”anjing menggonggong, kafilah berlalu.” Padahal sudah barang tentu kalimat adzan tidaklah sama dengan gonggongan anjing.
Kalimat adzan adalah kalimat suci yang mengandung panggilan atau ajakan agar setiap orang yang mendengarnya segera menyambutnya. Ia mengandung ajakan agar kita segera meninggalkan segenap kesibukan duniawi kita untuk memenuhi panggilan Allah Subhaanahu wa ta’aala. Lalu sejenak menyisihkan waktu untuk menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa ta’aaladalam bentuk mengingatNya melalui ibadah sholat.

TiRaM edisi Februari 2013 M | Rabi'ul Awwal 1434 H


Rabu, 16 Januari 2013 | By: rama smansa

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika.

NO RACIST, JUST SHARE !





Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mere-ka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah Subhanahuwata’ala memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung
tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.

Keutamaan Bersholawat dan Berdzikir



Allah subhaanhu wa ta’aala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىّ‏ِ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberikan shalawat kepadanya 10x, dan siapa bershalawat kepadaku 10x, maka Allah berikan shalawat kepadanya 100x, dan siapa yang bershalawat kepadaku 100x, maka Allah berikan shalawat kepadanya 1000x, , dan siapa yang bershalawat kepadaku 1000x, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk kedalam neraka”
Apa fungsi bershalawat kepada nabi, sedangkan Allah dan para malaika-Nya sudah menyampaikannya?… Bukankah beliau adalah manusia paripurna, sudah di jamin keselamatannya, sudah di ampuni dosa-dosanya yang terdahulu maupun yang akan datang?… Tidakkah shalawat kita hanyalah sepercik sinar lilin di hadapan matahari?…

TiRaM edisi Januari 2013 / Shafar 1434 H


Buletin RaMA - Januari 2012 / Shafar 1434 H

TiRaM edisi Oktober 2012 M / Dzulqa'dah 1433 H

Buletin RaMA - Oktober 2012 M / Dzulqa'dah 1433 H

Sholat Berjamaah

PENGERTIAN

Salat berjamaah merujuk pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.

LANDASAN HUKUM
  • Dalam Al Qur'an  Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada bersama mereka lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) bersamamu dan menyandang senjata,..." (QS. 4:102).